My Class
Orang-orang
tua bilang masa SMA merupakan masa-masa yang paling indah. Bener atau salahnya
sih gue gak tau, tapi menurut gue ada dua kemungkinan. Pertama adalah masa SMA
merupakan masa dimana mereka menemukan tulang rusuk yag hilang. Kedua adalah
masa dimana mereka bisa bebas melanglang buana yang gak terikat dengan satu
orang seperti saat sekarang ini. Kalau gue nantinya masuk kategori mana ya?
*sambil nunjuk absen satu sampai tiga puluh dua.
Pada
kesempatan kali ini gue bakal coba nulis tentang kelas gue yang sekarang ( XII
A 3 ) dan kelas tahun lalu ( XI A 3 ). Kenapa gak kelas sepuluh ( X ) ? Ya yang
punya orang dalam cuma kelas itu jadi kalau gue bahas kelas X kemungkinan gue
buat bisa nimbus tipis, kan kita tinggal di Indonesia tercinta. Kelas gue
merupakan kelas yang asri, aman, nyaman dan tentram. Mukadimahnya sih begitu.
Raka Maulana, ini merupakan nama yang kalau kita telaah masih banyak nama lain
yang lebih keren dan punya makna tentunya. Namun ini adalah nama temen gue
sekaligus nama dari ketua kelas. Dia merupakan ketua yang cocok ( baca : cucok
). Namun walaupun dia seperti itu dia bisa menyelesaikan tanggung jawabnya (
gak sendiri sih ), yang merupakan hal terpenting dalam memimpin. Ladio Ginola,
ini merupakan nama kedua yang inget bagi gue ( sebenernya sih banyak berhubung
dia itu wakil ketua, jadi….). Kalau dibilang dia itu bocah gak mungkin soalnya
punya tubuh yang ideal, putih, ganteng, tinggi, pintar dan cerdas ( kalau gak
salah gue gak sadar nulisnya). Kalau misalnya mau ngajak dia buat hang out kita
harus nyediain sebuah peta yang berisikan semua nama toko. Contohnya, “Dio ke
sobat yuk”. Dia terdiam sejenak dan berfikir yang kira-kira bisa buat tidur
siang ( kasarnya sih gitu ). Kami berfikir bahwa yang ada di fikirannya adalah
“Jangan kesana, gimana kalau ke…..”. Tapi tahukah apa yang dia ucapkan setelah
penantian yang panjang itu? “Tunggu, sobat itu dimana ya?”. Kami yang punya
semangat menggebu-gebu ingin pergi hang out sekarang hanyalah tinggal debu
saja.
Kelas
kami di anugrahi 5 bidadari cantik yang menjelma sebagai tiga bendahara dan dua
sekretaris. Pratiwi Damayanti, ini merupakan nama dari bendahara uang kas.
Kalau di ibaratkan sebuah alarm jangankan orang tertidur orang mati pun juga
bakalan kebangun. Teks yang kita butuhkan membacanya selama satu jam hanya
seperti cerpen oleh dia. Namun berkat dia juga kami bisa jalan-jalan ke luar
provinsi yang merupakan mimpi kami ( jangan pernah remehkan mimpi kecil karena
mimpi besar berawal dari sana, contoh : bermimpi untuk menjadi seorang penulis
dan di perjalan pasti memimpikan untuk menjadi best seller, bukunya ). Dia itu
gak pernah bosan buat nanyain saku kita yang udah kosong dan mungkin itulah
kekuatan keikhlasan. Mutia Diska, inilah nama dari bendahara bahan ajar. Dia
itu merupakan cewek tertangguh di kelas kami ( yang bisa main volley dll ),
namun tetap feminim dan gak kayak absen nomor dua ( cewek juga ) yang tangguh
dan gak feminim tentunya. Dia punya karya-karya yang indah sampai-sampai gue
gak ngerti apa maksud dari karyanya. Tatapannya itu tajam, setajam silet ( eh gak
konsen gue ). Novita Ramadhini, ini merupakan nama dari bendahara uang social.
Dia merupakan miss big kelas. Udah gue coba buat makan sebanyak mungkin tapi
tetep dialah pemenangnya. Tapi jangan salah dia ini merupakan anak pramuka.
Kalau di suruh balapan dari atas bukit sampai ke bawah pasti dialah
pemenangnya, ya tinggal gulingin aja. Namun dia itu merupakan perempuan sejati
yang sampai saat ini masih jomblo.
Nihayatul Putri, ini merupakan nama dari sekretaris. Kalau
punya semangat yang sangat membara coba aja liat ke dia, gue jamin semangat
tadi bakalan kayak pelari yang kehilangan kakinya ( pelari kaki tentunya gak
yang merangkak ). Tapi jangan salah kalau soal hafal menghafal jangankan gue,
guru aja terbelalak liatnya ( gak sampai keluar kok biji matanya ). Jadi kalau
ujian yang berhubungan dengan hafal menghafal dengan kebetulannya gue duduk
deket dia. Yang terakhir nih bahas gak ya, tapi kalau gak gue bahas gue bakal
di jadiin makan malam ( gak segitunya juga sih ). Namanya Vionita Vina
Sihotang, ini merupakan nama keturunan batak asli ( gak KW coba aja cek ). Dia
merupakan batak pertama dan terakhir di kelas. Dia punya tubuh yang kekar jadi
gue gak berani mendekat. Kalau dia berjalan dengan temen sekelas lainya,
keliatan bahwa dia itu kayak Genjinya Crows Zero. Dan kalau pengen tau gimana
kabar dari boyband Korea tinggal tanyain aja ke dia ( ini nulisnya sambil
gemetar loh ).
Sebenernya
masih banyak lagi ragam di kelas yang mau gue ceritain. Tapi berhubung
keterbatasan gue ringkas aja yah. Dian, Hafi, Nadiah, Niha, Regy, Suci, Shindy,
Mona dan Nike yang merupakan calon dokter. Fajar Cahyati ( absen no dua ) yang
merupakan calon BMKG, gak tau gue apa itu. Hati-hati buat anak-anak yang mau
kuliah karena di kelas gue banyak yang mau jadi dosen, ada Febri, Hanifa, Lani,
Habieebiee, Mutia, Niken, Rahmi, Uty, Ruri, Tesya, Ulfa dan Vina. Gue prediksi
Pratiwi tadi cocok ( jangan baca : cucok ) buat jadi bendahara BI nantinya.
Yang mau jadi duta Indonesia di Madagaskar, Maulidya. Weny, yang mau mukul palu
di meja ( ahli hukum, bukan tukang ). Yang mau utak-atik mesin (bukan tamiya) ,
ada Adrian, Aqil, Ladio dan Wahyu. Ada
Raka yang merupakan calon guru buat anak-anak gue nantinya. Serta gue yang
merupakan calon penulis dan calon arsitek serta calon kepala keluarga yang baik
tentunya buat jodoh gue nanti. “Bagaimana kita bisa berharap untuk sampai, bila
kita tak tahu kemana kita pergi~ Sidney Newton” Aamiin Aamiin Aamin Aamin ya Rabb
Komentar
Posting Komentar